Minggu, 10 Juli 2011

UJIAN UNTUK BELAJAR ATAU BELAJAR UNTUK UJIAN


Mama Farichah baru datang dari shoping. Ketika masuk rumah, ia melihat anaknya sedang serius belajar.
“ Belajar, cha ? “
“ Ya, Ma. Besok ujian semester “
Sepotong percakapan tadi seringkali kita temui sebagai gambaran kondisi siswa saat ini. Dia akan lebih serius belajar apabila sudah dihadapkan pada sebuah ulangan atau ujian. Hal itu mungkin masih bisa dikatakan lumayan, sebab juga tidak sedikit siswa yang mau ujian atau tidak juga tidak mau belajat alias “ No Rekent “ (tidak punya perhatian sama sekali – Red). Ini sebuah kondisi yang fantastis atau memperihatinkan ?.
Kalau kondisinya demikian, berarti siswa masih memiliki pemahan bahwa “ Belajar Untuk Ujian “. Artinya, setiap kali akan menghadapi ujian – Ulangan Harian, Mid Semester, Ujian Semester, Try Out, UAM, bahkan mungkin juga UN – baru dia akan belajar lebih serius.
Sebenarnya, pemahaman seperti ini adalah salah. Karena seharusnya “ UJIAN UNTUK BELAJAR “ bukan “ BELAJAR UNTUK UJIAN “. Artinya, ada ujian atau tidak siswa harus tetap belajar. Sehingga akan selalu siap ujian kapan dan di manapun. Dan seorang guru tidak akan menemukan jawaban “ TIDAK “ ketika tanpa pemberitahun dia akan mengadakan sebuah ulangan harian.
Inilah yang harus dicamkan pada diri setiap siswa dan bahkan mungkin harus dijadikan slogan agar siswa terbiasa untuk belajar bukan hanya ketika akan menghadapi ujian saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar